Metode pengkultusan tokoh ditempuh oleh setan untuk mengurangi kadar keagungan teks wahyu (Al-quran dan Sunnah) di hati setiap muslim, sehingga seseorang melihat bahwa perkataan sang tokoh yang dikagumi lebih agung dan utama di ikuti dari wahyu.
Bentuk pengkultusan ini pun beragam, ada yang sangat parah seperti pengkultusan tokoh dalam tariqat sufi dan syi'ah, dan ada pula yang bermain secara halus berkedok mengikuti sunnah.
Apapun bentuknya pengkultusan tokoh harus diwaspadai, karena dia akan menghalangi seseorang dari kebenaran. Tokoh-tokoh tsb. harus dipandang secara bijak, kita menghormati dan mengambil manfaat dari mereka dengan batasan serta tidak berlebihan.
Fenomena ini telah diwanti-wanti oleh Nabi صلى الله غليه و سلم jauh-jauh hari, tidak lain adalah untuk menutup celah yang menjerumuskan kepada kesesatan.
Nabi صلى الله غليه و سلم bersabda :
'Umar radliallahu 'anhum berkata di atas mimbar, "Aku mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Janganlah kalian melampaui batas dalam memujiku (mengkultuskan) sebagaimana orang Nashrani mengkultuskan 'Isa bin Maryam. Sesungguhnya aku hanyalah hamba-Nya, maka itu katakanlah 'abdullahu wa rasuuluh (hamba Allah dan utusan-Nya"). (Sahih al-Bukhari 3445)